KISAH TAWASSUL
[Tawassul & Istighatsah Ala Ulama]
Tiga orang hafizh dan muhaddits terkemuka pada masanya yaitu al-Hafizh Abu al-Qasim al-Thabarani (260-360 H/874-971 M) pengarang al-Mu’jam al-Kabir, al-Mu’jam al-Ausath, al-Mu’jam al-Shaghir dan lain-lain, al-Hafizh Abu al-Syaikh al-Ashbihani (274-369 H/897-979 M) pengarang Kitab al-Tsawab dan al-Hafizh Abu Bakar bin al-Muqri’ al-Ashbihani (273-381 H/896-991 M) bertawassul dan melakukan Istighatsah kepada Baginda Rasulillah ﷺ sebagaimana dalam kisah berikut :
Imam Ibnul Muqri berkata :
Suatu saat aku, At-Thabrani dan Abu Syekh berada di tanah haramnya Baginda Rasulillah ﷺ dalam kondisi sangat lapar seharian tidak makan. Setelah datang waktu Isya' aku datangi kuburan Baginda Rasulillah ﷺ seraya berucap : "Ya Rasul kami lapar kami lapar" setelah itu aku kembali ketempat semula. Sesampainya disitu Abul Qasim At-Thabrani berkata kepadaku : Duduklah, kita tunggu kalau bukan rejeki ya mati. Aku dan Abu Syaikh kemudian tidur sementara At-Thabrani duduk sambil melihat-lihat sesuatu. Tiba tiba datang seorang 'Alawi (laki-laki dari bangsa habaib) yg mengetuk pintu. Kami buka pintunya, ternyata Ia bersama 2 orang budak yg membawa banyak makanan. Kemudian duduk dan langsung makanan disuguhkan. Alawi bertanya : Apakah kalian mengadukan kondisi kalian kepada Baginda Rasulillah ﷺ? Barusan aku bermimpi Baginda Rasulillah ﷺ, Beliau memerintahkan aku untuk membawa makanan kepada Kalian. [Al-Hafizh Ibn al-Jauzi (508-597 H/1114-1201 M) dalam Al-Wafa bi-Ahwal Al-Mushthafa (hal. 818), Al-Hafizh al-Dzahabi dalam Tadzkirat Al-Huffazh (3/973), dalam Tarikh al-Islam (hal. 2808) dan disebutkan oleh Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani dalam Hujjatullah ‘alal ‘Alamin hal. 805.
Setelah membaca kisah ini, masihkan ada yg ingin mengharamkan Tawassul dan Istighatsah ? Jika ada maka dg tegas kami, warga Aswaja akan menolak kalian karena kami yakin bahwa apa dilakukan oleh tiga orang Ulama Hadits diatas lebih benar dari keyakinan kalian yg jauh panggang dari api.
Jika kisah ini belum cukup bagi kalian sebagai hujjah akan kebolehan Tawassul dan Istightasah maka kami, warga Aswaja tidak bisa berkata apa-apa lagi kecuali semoga kalian segera disadarkan oleh Allah SWT atau jika tidak segera diganti oleh generasi yg lebih baik.
🎍 Semoga Bermanfaat🎍
==🔹🔸28042019🔸🔹==
📢 Ikuti Dan Share Channel Telegram 👇🏽
We 💞 محمد SAW
SERAMBI ASWAJA dari Bumi PARAMA'AN Madura
201 - وَعَن أنس رَضِي الله عَنهُ أَن عمر بن الْخطاب كَانَ إِذا قحطوا استسقى بِالْعَبَّاسِ بن عبد الْمطلب فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا نتوسل إِلَيْك بنبينا مُحَمَّد صلى الله عَلَيْهِ وَسلم فتسقينا وَإِنَّا نتوسل إِلَيْك بعم نَبينَا صلى الله عَلَيْهِ وَسلم فاسقنا قَالَ فيسقون
رَوَاهُ البُخَارِيّ
سلاح المؤمن فى الدعاء ص ١٢٨
Riwayat dari sahabat Anas RA : Sesungguhnya Sayyidina Umar bin Khotthob RA ketika terjadi paceklik (sulitnya bahan pangan karena kemarau panjang) yang menimpa masyarakat kota Madinah beliau berdoa dengan bertawassul kepada Baginda Nabi SAW dan Sayyidina Abbas RA (paman baginda Nabi).
Doa Beliau adalah :
اللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا نتوسل إِلَيْك بنبينا مُحَمَّد صلى الله عَلَيْهِ وَسلم فتسقينا وَإِنَّا نتوسل إِلَيْك بعم نَبينَا صلى الله عَلَيْهِ وَسلم فاسقنا
Akhirnya turun hujan dikota Madinah berkat doa Sayyidina Umar RA.
Riwayat diatas menunjukkan kebolehan bertawassul kepada orang-orang yang mulya yang dekat dengan Alloh.
Komentar
Posting Komentar